GAMBARAN
KARAKTERISTIK KEJADIAN KESAKITAN KERJA PADA PEKERJA LAS BAK TRUCK VARIASI DI
KELURAHAN SENGON KABUPATEN BATANG
TAHUN
2014
Proposal Penelitian
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Metodologi Penelitian
Dosen Mata Kuliah : DR. Aris Santjaka SKM. M,Kes
Oleh
: Riska Arianti
Npm : 0510081712
Npm : 0510081712
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
Tahun 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Permasalahan
1.2.1
Identifikasi Masalah ( Point yang di Ltar
belakang)
1.2.2
Perumusan
Masalah
Dampak
kemajuan industrialisasi yang berupa timbulnya penyakit akibat kerja perlu
mendapat perhatian serius. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan angkatan kerja
yang cukup besar, yaitu selama periode tahun 1980-1990 adalah sebesar 35% dan
pada tahun 2000 tercatat sebesar 101 juta. Jumlah pekerja yang cukup besar
tersebut apabila tidak mendapat perhatian kesehatan dan keselamatan kerjanya,
maka dapat menyebabkan turunnya produktivitas dan daya saing kerja. Selain itu
dapat menimbulkan beban ekonomi yang sangat besar jika terjadi penyakit terkait
kerja. ( Teel, Warren )
Salah
satu bidang pekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah penyakit akibat
kerja pada pekerja Las Bak Truck Variasi. Kelompok pekerja ini perlu mendapat
perhatian karena jumlahnya yang terus berkembang, sementara itu resiko penyakit
akibat kerjanya cukup besar.
Seringnya
terjadi kecelakaan kerjaseperti tersengat listrik, terkena radiasi panas,
terkena gerinda pada saat pemotongan besi, terkena percikan bunga api pada saat
proses pengelasan pada pekerja tersebut memunculkan pertanyaan apa yang menjadi
penyebab terjadinya kesakitan pada pekerja las tersebut. Banyak faktor-faktor
yang berpengaruh yang dapat berdampak pada resiko kesakitan kerja tersebut,
sehingga perumusan masalah ini bertujuan untuk “mengetahui serta menganalisis
gambaran karakteristik kejadian kesakitan kerja pada pekerja las bak truck
variasi di Kelurahan Sengon Kabupaten Batang”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum :
Mengetahui gambaran
karakteristik kejadian kesakitan kerja pada pekerja las bak truck variasi di
Kelurahan Sengon
1.3.2
Tujuan
Khusus :
a. Menggambarkan
proses kegiatan pengelasan pada pekerja las bak truck variasi di Kelurahan
Sengon
b. Menggambarkan
tahapan kerja pada pekerja las bak truck variasi di Kelurahan Sengon
c. Menggambarkan
pengetahuan, sikap, perilaku, tingkat pendidikan, umur, status perkawinan,
pekerjaan, dan jenis kelamin pada pekerja las bak truck variasi di Kelurahan
Sengon
d. Menggambarkan
kejadian kesakitan kerja pada pekerja las bak truck variasi di Kelurahan Sengon
1.4
Manfaat
Penelitian
1.5
Ruang
Lingkup Penelitian
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut
P2K3 Depnaker RI (2000) secara filosofi
kesehatan dan keselamatan
merupakan suatu pemikiran dan upaya
umtk menjamin keutuhaan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
Kecelakaan
kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga
maksudnya tidak dilatar belakangi oleh unsur kesengajaan dan tidak direncanakan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang ada hubungan dengan pekerjaan, kecelakaan terjadi karena
pekerjaan atau pada saat melaksanakan pekerjan (Suma’mur,
1989 dalam skripsi Riska tahun ).
Keselamatan
dan kesehatan kerja bertujuan: melindungi para pekerja dan orang lain di tempat
kerja, menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman dan efisien serta menjamin proses produksi
berjalan lancar (Abdul Djabar, 2005).
Menurut
Departemen Kesehatan RI (2008), keselamatan dan kesehatan kerja terdiri dari
dua komponen, yaitu keselamatan yang merupakan keselatan yang berkaitan dengan
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan dari kesehatan kerja yang merupakan
penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
2.2 Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah
kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan, dimana dalam peristiwa tersebut
tidak terdapat unsur kesengajaan, terlebih lagi dalam bentuk perencanaan
(Suma’mur, 1981). Dalam bukunya yang lain menurut Suma’mur (1995) kecelakaan
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.
Sedangkan menurut
PERMENAKER No. 03/MEN/1998 kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda. Kecelakan kerja dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu:
1. Kecelakaan industri (industrial accident);
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya
kerja
2. Kecelakaan
dalam perjalanan (commuty accident); kecelakaan yang terjadi di luar
lingkungan kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja (P2K3 Depnaker
RI, 2000).
2.3
Bahaya
Potensi
bahaya (Hazard) ialah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan/kerugian
berupa cedera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksakan fungsi yang telah
ditetapkan (P2K3 Depnaker RI, 2000).
Bahaya
merupakan sumber energi: yakni segala sesuatu yang memiliki potensi untuk
menyebabkan cedera pada manusia, kerusakan pada equipment dan lingkungan
sekitar (Bakhtiar, 2008). Sedangkan menurut Syahab
(1997) bahaya adalah segala sesuatu atau kondisi yang berpotensi pada
suatu tempat kerja dimana dengan atau tanpa interkasi dengan variabel
lain dapat menyebabkan kematian, cidera atau kerugian lain. Berdasarkan
kelompoknya, bahaya dibagi menjadi dua yaitu
1.
Health hazard
Merupakan suatu bahaya
yang terdapat di lingkungan kerja yang mempunyai potensi untuk menimbulkan
terjadinya gangguan kesehatan, kesakitan dan penyakit akibat kerja. Ciri-ciri
health hazard antara lain (Supriyadi, 2005):
a. Mempunyai potensi untuk menimbulkan
kesakitan, gangguan kesehatan, dan penyakit akibat kerja.
b. Berada di lingkungankerja dan memajan pekerja
selama bekerja.
c. Umumnya dalam konsentrasi rendah.
d. Bersifat kronik.
e. Mempertimbangkan aspek besaran, konsentrasi
dan dosis.
2. Safety hazard
Merupakan bahaya yang
terdapat ditempat kerja yang berpotensi menimbulkan insiden, injury, baik pada manusia maupun pada proses
kerja. Ciri-ciri safety hazard antara
lain:
1. Mempunyai potensi untuk menimbulkan injury,
cacat, gangguan, pada poses dan kerusakan alat.
2. Memajan bahaya hanya pada saat terjadinya
kontak.
3. Dampak yang ditimbulkan langsung terlihat.
4. Tidak mempertimbangkan aspek besaran,
konsentrasi dan dosis.
Sedangkan berdasarkan
jenis-jenis bahaya antara lain (Syahab, 1997):
a. Bahaya fisik adalah bahaya yang berasal dari
lingkungan fisik disekitar, seperti kebisigan, radiasi, suhu/temperature dan
getaran, dll.
b. Bahaya kimia adalah substansi bahan kimia
yang digunakan dalam proses produksi dan penyimpanan serta penanganan
limbah.
c. Bahaya biologis adalah bahaya yang berasl
dari makhluk hidup selain manusia dan lebih mengarah pada aspek kesehatan
seperti: virus, bakteri dan jamur.
d. Bahaya ergonomi adalah bahaya yang disebabkan
karena ketidaksesuaian antara peralatan kerja dengan pekerja seperti kursi
terlalu rendah, meja yang terlalu tinggi, dll.
e. Bahaya psikologi adalah bahaya yang dapat
menyebabkan kondidi psikologi pekerja tidak baik yang berpengaruh terhadap
pekerjaan, seperti stress karena kelebihana beban kerja atau rekan kerja, dll.
2.3 Risiko
Risiko
ialah suatu kerugian yang diharapkan dalam setiap kegiatan atau dalam satuan
waktu yang merupakan kombinasi antara kemungkinan suatu kejadian dalam setiap
kegiatan atau dalam satuan waktu dengan
keparahan atau akbat yang dinyatakan dalam kerugian dalam setiap kejadian (P2K3
Depnaker RI, 2000). Risiko dapat didefinisikan sebagai kejadian yang tidak
tentu yang dapat mengakibatkan suatu kerugian (Redja, 2003). Menurut Spriyadi
(2005), risiko yaitu seberapa besar kemungkinan suatu bahan atau material,
proses atau kondisi untuk menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kesakitan. Sedangkan menutu Kolluru,
risiko dapat dikategorikan
menjadi 5 yaitu (1996):
1. Risiko
Keselamatan
Risiko keselamatan
memiliki tingkat probabilitas rendah, tingkat paparan tinggi, akut dan jika
terjadi kontak langsung terlihat efeknya, penyebabnya lebih dapat diketahui
serta lebih berfokus pada keselamatan manusia dan pencegahan kerugian di area
kerja.
2. Risiko
Kesehatan
Risiko kesehatan
memiliki sifat probabilitas yang tinggi, tingkat paparan rendah, kronis,
penyebabnya sulit diketahui dan fokusnya lebih ke kesehatan manusia.
3. Risiko
Lingkungan dan Ekologi
Umumnya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: permasalahan difokeuskan pada dampak yang timbul
terhadap habitat dan ekosistem yang lebih jauh dari sumber risiko.
4. Risiko
Terhadap Masyarakat Publik
Komunitas dan pandangan
masyarakat terhadap kinerja organisasi dan produksi, memperhatikan pada segi
estetika, sumber daya dengan menggunakan batasan-batasan yang ada dampak
negatif dan persepsi masyarakat seperti perubahan positif dari suatu tindakan
yang lamban, semua hal tersebut terfokus
pada penilaian dan persepsi masyarakat.
5. Risiko
Keuangan
Dalam jangka pendek dan
jangka panjang risiko dan
kehilangan property dan pajak, mempertanggungjawabkan pajanan,
asuransi terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan, investasi terfokus
pada aspek operasional dan kelangsungan hidup secara finansial
2.5
Pengelasan
Menururt Stuart W. Gibsson (1994) pengelasan
merupakan suatu proses menggabungkan material menjadi satu kesatuan. Menurut
Sriwidharto (1996) pengelasan merupakan suatu cara untuk menyambung benda padat
dengan cara mencairkannya melalui pemanasan, sedangkan menurut Suratman M
(2001) pengelasan merupakan suatu kegiatan
untuk menyatukan dua bagian logam dengan menggunakan sumber panas dari
bahan bakar sehingga terbentuk suatu ikatan yang permanen.
Klasifikasi Pengelasan, Berdasarkan
klasifikasinya pengelasan dapat dibagi menjadi tiga kelas utama yaitu:
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan
dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dan busur listrik atau semburan api gas yang
terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan
dimana sambungan dipanskan dan kemudian ditekan menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan dimana
sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunnyai
titik cair mudah. Dalam hal ini logam induk tidak ikut mencair.
Cara
pengelasan yang paling banyak digunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair
dengan busur listrik dan dengan gas. Sedangkan cara pemotongan logam dalam
pengelasan yang banyak digunakan pada waktu ini adalah pemotongan dengan gas
oksigen gas asetilen dan pemotongan dengan las busur listrik (Wiryosumarno,
1991).
2.6 kesakitan
2.7
Kerangka
Teori
Berdasarkan teori diatas, maka kerangka yang digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik kejadian kesakitan pada
pekerja las bak truck variasi adalah sebagai berikut :
Proses
Pengelasan
|
· Faktor
Teknis
· Faktor
Lingkungan
· Faktor
Manusia
|
· Umur
· Jenis
Kelamin
· Pengetahuan
· Pendidikan
· Sikap
· Masa
kerja
· Lama
Kerja
· Status gizi
· APD
|
Bahaya
|
Potensi Bahaya Kimia
|
Potensi Bahaya Fisik
|
Potensi
Bahaya Biologis
|
Potensi
Bahaya Fisiologis
|
-
Debu
-
Gas
-
Uap
-
Asap
-
dll
|
-
Radiasi
-
Kebisingan
-
Penerangan
-
Pencahayaan
-
Getaran
|
-
Bakteri
-
Virus
-
Jamur
-
dll
|
-
Potensi bahaya psikososial
-
Potensi bahaya proses produksi
|
Kejadian Sakit
|
Sumber : Modifikasi Teori bla bla dan bla bla...
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Fokus Penelitian
3.2
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini penelitian
kualitatif dengan desain deskriptif yaitu
menggambarkan .........
3.3
Informan Penelitian
Informan penelitian ini
adalah karyawan pada wirausaha pembuatan Bak Truck Variasi di Kelurahan Subah
3.3.1
Karakteristik Informan
3.3.2
Jumlah dan Teknik Pemilihan Informan
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.1
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang
dikumpulkan oleh peneliti terdiri dari data primer dan data sekunder :
1. Data
Primer
2. Data
Sekunder
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis
Data